Monday, April 27, 2015

Mengenal Sisi Buruk Debat


Excel at public speaking, good confidence, merupakan salah satu ciri-ciri orang pandai berdebat. Tentu kita semua akan amazed oleh kemampuan orang itu dalam berbicara di depan orang banyak. Kebanyakan dari kita menganggap debat merupakan salah satu kemampuan dan bakat yang mengagumkan. Namun, tidak bagi saya. Menurut Wikipedia, debat sendiri merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam debat, tidak ada yang namanya rasa mengalah kepada orang lain. Orang yang senang berdebat pasti akan menggunakan debat sebagai ajang untuk memamerkan kemampuannya dalam berbicara. Kalau bagi saya sih, memamerkan kehebatannya dalam meyela dan menyerang orang lain. Agak kasar, memang. Namun, begitulah kenyataannya.
Pada sebuah presentasi, misalnya. Tujuan dari presentasi sendiri ialah untuk berdiskusi. Namun hal ini biasanya dimanfaatkan oleh mereka yang "suka berdebat" untuk unjuk boleh kemampuan dalam berdebat. Saling cekcok pun akhirnya tak bisa dihindari. Sering sekali penulis menghadapi situasi dimana usai penulis memberi sebuah materi presentasi, penulis diserang oleh pertanyaan yang berujung pada debat. Presentasi, yang merupakan diskusi bersama malah jadi debat. Tentu penulis memperjuangkan opini penulis, karena menurut saya itulah yang benar. Namun oleh pihak lawan ia terus mengotot dan sambil berdiri ia berkata dengan lantang bahwa penulislah yang salah. Jika ia memang pintar, ia tentu dapat berpikir bahwa setiap individu pasti memiliki pendapat yang berbeda. Jika ia terus mengotot bahwa dirinya lah yang paling benar, berarti ia termasuk pribadi yang hanya berorientasi pada satu hal. Contohnya begini, di dunia ini ada banyak sekali agama yang mana mengandung ajaran yang baik untuk dianut. Kesemuanya sama-sama mengajarkan untuk menyembah Sang Khalik. Jika kita mengandaikan si orang yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang benar, dia pasti akan tetap mengotot pada penganut agama yang lain dan melarang mereka untuk menganut apa yang mereka pikir benar, bahwa itu merupakan suatu hal yang telah ia pilih dan setujui untuk dianut. Si orang sok tau tadi akan terus memperjuangkan pendapatnya dalam agama yang ia anut tanpa memperdulikan pilihan agama yang orang lain anut. 


Tidak ada manfaat positif dalam debat. Setiap usai debat pasti kedua belah pihak akan sama-sama "sakit hati". hal ini terjadi karena saat berdebat, orang akan mempertahankan egonya dan akan berusaha menang dan menjatuhkan lawan. Namun saya percaya, tidak semua individu di dunia ini menyukai debat. Biasanya kelompok orang yang tidak suka debat hanya akan diam dan tidak berbicara sepatah kata pun. Dan saya merupakan salah satunya. Saya hanya akan diam dan menyampaikan pendapat saya. Saya hanya menghindari kalimat yang akan keluar dari mulut saya yang saya takutkan akan melukai hati dari si pihak lawan. Bukannya saya takut atau lemah, namun lagi-lagi itu adalah pilihan saya untuk tidak berdebat.

Lalu, apa solusinya jika kita dipaksa untuk menyelesaikan suatu masalah? Jawabannya adalah diskusi. Dengan berdiskusi, maka ada tujuan akhir yang akan dicapai dan diselesaikan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa diskusi merupakan kebalikan dari debat. Dalam berdebat, hanya akan ada masalah baru yang timbul.

Saya pribadi berprinsip "mengalah untuk menang". Berikut merupakan beberapa hadis mengenai berdebat dalam sisi Islam.


Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.”
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/mau-rumah-di-surga-jauhi-debat-kusir-walaupun-anda-dalam-kebenaran.html#sthash.DU6UgEJ7.dpuf
 Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.”

(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)

Umar Bin Khattab berkata :

لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب

“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam perdebatan itu”

(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)

Imam Ishaq bin Isa berkata :

المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل

“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu  dari hati seseorang”

Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :

المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن

“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”


See? Dari hadis-hadis tersebut tentu anda akan berkesimpulan bahwa debat tidak diperbolehkan dalam islam. Mungkin sebagian dari kalian akan mengecam saya, berkata bahwa debat tidak semuanya buruk. Namun, pikir lagi. Adakah debat yang tidak menimbulkan perpecahbelahan? Adakah debat yang tidak membuat sakit hati pihak lawan?

“If you've got the truth you can demonstrate it. Talking doesn't prove it.”
Robert A. Heinlein, Stranger in a Strange Land  
“In all debates, let truth be thy aim, not victory, or an unjust interest.”
William Penn 




Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Umar Bin Khattab berkata :
لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب
“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam percebatan itu”
(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)
Imam Ishaq bin Isa berkata :
المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل
“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu  dari hati seseorang”
Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :
المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن
“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/mau-rumah-di-surga-jauhi-debat-kusir-walaupun-anda-dalam-kebenaran.html#sthash.DU6UgEJ7.dpuf

Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Umar Bin Khattab berkata :
لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب
“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam percebatan itu”
(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)
Imam Ishaq bin Isa berkata :
المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل
“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu  dari hati seseorang”
Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :
المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن
“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/mau-rumah-di-surga-jauhi-debat-kusir-walaupun-anda-dalam-kebenaran.html#sthash.DU6UgEJ7.dpuf

Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Umar Bin Khattab berkata :
لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب
“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam percebatan itu”
(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)
Imam Ishaq bin Isa berkata :
المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل
“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu  dari hati seseorang”
Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :
المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن
“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/mau-rumah-di-surga-jauhi-debat-kusir-walaupun-anda-dalam-kebenaran.html#sthash.DU6UgEJ7.dpuf

No comments:

Post a Comment

Blog ini hanya memperbolehkan berkomentar dengan santun . Blog ini memperbolehkan anda untuk mempromosikan blog anda di komentar ini . Karena saya akan berkunjung balik ke blog anda . Mohon jangan menulis spam . Terima kasih

 
Images by Freepik